Benhillpos.com | Dairi – Pemberian itu dilakukan saat perayaan Paskah Oikumene yang dilakukan oleh Pemkab Dairi di Gedung Olahraga (GOR), Sidikalang Kabupaten Dairi, Senin (21/4/2025).
Ketua APUK, Susandi Panjaitan mengatakan, adapun bibit tersebut berasal dari beberapa desa yang berada dilingkar tambang, dengan berbagai jenis tanaman salah satunya Durian, Coklat, Aren, Rambutan, Kopi, Duku dan lainnya.
Pemberian itu sebagai tanda bahwa apa yang selama ini petani geluti bisa memberikan kehidupan bagi keluarga sampai anak cucu.
“Mengajak masyarakat Dairi untuk sama -sama menjaga bumi dari kerusakan, untuk sama-sama melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang saat ini juga bagian dari masalah global yang dampaknya juga kepada petani kita yang saat ini sangat sulit memprediksi cuaca,mereka kesusahan bertanam dan banyak mengalami gagal panen, ” ujarnya.
Sementara itu, APUK mengajak semua masyarakat untuk menghilangkan perilaku negatif terhadap bumi selama ini dan kembali ke Alam.
“Hentikan pembalakan hutan, tinjau kembali izin tambang dan perusahaan ekstraktif lainnya, gunakan energi lebih bijak, perkuat pertanian yang selaras dengan alam untuk menjaga bumi kita lebih baik, sebagai warisan kepada anak cucu kita, ” katanya.
Selain itu, Susandi menilai pertanian merupakan salah satu penyangga ekonomi bagi negara – negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Jerman, dan bahkan Tiongkok yang mulai mengembangkan pertanian melalui teknologi tinggi.
“Namun sayang tidak demikian dengan kabupaten Dairi, otoritas lokal dari dekade ke dekade hanya menjadikan slogan pengembangan sektor pertanian menjadi politik dagang saat pilkada dan pemilu, mengapa? Otoritas lokal Dairi tampaknya lebih tergiur untuk mengambil jalan pintas dengan mendukung kehadiran industri ekstraktif yang tidak berkelanjutan seperti PT DPM, ” jelasnya.
“Narasi yang dibangun bahwa pendapatan asli daerah (PAD) Dairi tidak mungkin hanya berharap dari sektor pertanian adalah salah besar, lalu seakan – akan tambang akan memberikan kehidupan dan ekonomi Dairi lebih baik, menyerap angka tenaga kerja, bukankah justru sebaliknya? karena sektor tambang justru banyak menggunakan tenaga mesin, alat -alat excavator yang tidak butuh banyak tenaga kerja manusia, ” tambahnya.
Susandi pun menegaskan bahwa masa depan Dairi yang agraris akan dipertaruhkan dengan hadirnya Industri ekstraktif tambang PT DPM, yang akan mengeruk, membongkar secara ugal-ugalan, rakus air, berpotensi mencemari badan-badan sumber air, dan sungai dengan dampak yang luas dan tidak berkelanjutan.
“Semua itu akan berujung membawa bencana ekologis dan sosial berkepanjangan dibumi Dairi, berkaca dari potret suram daya rusak tambang di seluruh nusantara.” Ungkapnya.
Parahnya warga petani akan kehilangan mata pencaharian, ruang hidup dan ruang produksi sebagai lumbung pangan lokal, sumber karbohidrat, protein, mineral dan vitamin dengan ragam tanaman yang tersebar di kampung-kampung yang didiami oleh petani khususnya dilingkar tambang, ” katanya.
Susandi pun berharap perayaan Paskah yang dilakukan oleh Pemkab Dairi tidak hanya bersifat seremonial belaka, tetapi menjadi refleksi yang mendalam atas kesetiaan yang total pada kebenaran dan keadilan bagi seluruh makluk hidup dan Ciptaannya.
“Salib yang dipikul ada pada keselamatan atas tanah,hutan, sungai, sumber air tidak diracun, pada anak-anak yang tidak akan kehilangan masa depan mereka di bumi Dairi yang kaya sumber alam, subur , damai dan kita cintai, ” tutup Susandi. ( Red )