“We Ring The Bell” : Kampanyekan Pendidikan Inklusif di Toba, Semua Anak Berhak Sekolah

Benhillpos.com | TOBA – Puluhan anak disabilitas yang ada di Kabupaten Toba bersama Forkopimda Toba, Pimpinan Gereja, Siswa SMPN membunyikan bel bersama, dalam rangka kegiatan “We Ring The Bell”, bertempat di SMPN 2 Balige Kabupaten Toba Provinsi Sumatera Utara, Kamis (15/5/2025)

Kegiatan ini digelar dengan tujuan untuk membangun dukungan semua pihak dalam mewujudkan Toba sebagai Kabupaten Inklusif

Dalam pernyataan sikapnya, Pdt. Eldarton Simbolon, Kepala Departemen Diakonia HKBP, menyatakan bahwa kegiatan dengan tema “WE RING THE BELL”, merupakan bagian dari kampanye global yang bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat luas mengenai pentingnya pendidikan yang inklusif bagi anak-anak penyandang disabilitas. “Ini bukan sekadar simbolik membunyikan lonceng, tetapi menjadi seruan nyata bahwa sudah saatnya dunia pendidikan membuka pintu selebar-lebarnya bagi semua anak, apapun latar belakang dan kondisinya,” katanya.

Beliau juga menyampaikan kebanggaannya terhadap Kabupaten Toba karena menjadi satu-satunya Kabupaten/Kota di Sumatera Utara yang telah memiliki Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas.

“Ini sebuah langkah maju yang sangat progresif dan perlu kita jaga serta terus dorong implementasinya di semua lini,” lanjut beliau menyampaikan terima kasih untuk Pemkab Toba.

Bupati Toba, Effendi Sintong Panangian Napitupulu kepada wartawan menyampaikan bahwa Kabupaten Toba sangat setuju dan mendukung terwujudnya pendidikan yang setara kepada semua anak-anak tanpa memandang perbedaan  fisik. “Kita sampaikan bahwa semua sekolah wajib menerima semua anak-anak. Tetapi untuk sarana, setiap tahun akan terus kita upayakan agar semua sekolah semakin bersahabat dengan anak-anak disabilitas, termasuk kamar mandi,” kata Bupati.

Selain menyoal kesiapan sekolah, beliau juga menekankan bahwa guru-guru wajib menyampaikan kepada anak-anak agar menerima anak-anak penyandang disabilitas sebagai teman, teman belajar, teman bermain.

BACA JUGA :  Patroli Perintis Presisi, Wujudkan Kamtibmas Akhir Pekan di Kabupaten Toba Yang Kondusif 

“Anak-anak kami, inti acara ini untuk kalian. Apakah kalian siap berteman, bermain dan belajar bersama anak-anak disabilitas?” tanya Bupati kepada para pelajar yang turut hadir pada kesempatan itu.

“Siap, Pak!” jawab anak-anak serentak.

“Ok, janji ya!” timpal Bupati.

Pembelajaran inklusif adalah Memberikan kesempatan kepada semua termasuk anak-anak yang berkebutuhan khusus untuk belajar bersama di sekolah reguler tanpa diskriminasi dan dapat membangun kesadaran kolektif bahwa setiap anak apapun kondisinya memiliki potensi yang sama untuk tumbuh dan berhasil, Ucap Bupati

Di dalam acara We Ring The Bell ini mengetuk dan memanggil nurani kita semua untuk tidak menutup mata telinga dan hati terhadap saudara-saudara kita yang memiliki kebutuhan khusus mereka bukan berbeda melainkan memiliki cara berbeda dalam belajar tumbuh dan bermimpi, ungkapnya

Beliau menambahkan bahwa pada hakikatnya semua manusia adalah sama dihadapan Tuhan. “Tidak ada satupun dari kita yang boleh merasa lebih tinggi. Yang membedakan  adalah semangat, ketekunan dan kemauan untuk belajar,” kata Bupati dihadapan para hadirin.

Usai acara, para peserta yang hadir turut membubuhkan tandatangan sebagai bentuk komitmen bersama pada lembaran spanduk yang disediakan oleh panitia. ( DNM )

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights